Jauh dari teori dan hanya main keker atau cukup
dilihat. Itulah pengakuan rumus korek yang dimainkan Sukri Permana di
Yamaha RX-King geberan M. Cabix. Tapi, hasilnya juara 1 kelas RX-King
Frame Standar pada gelaran The Incredible Final Gear Dragbike 201 Meter
Putaran 1 di area Sunburst CBD Office Park BSD City, Tangerang Selatan
lalu.
Korekan keker atau terawangan terlihat seperti pada tinggi lubang buang.
Diukur dari bibir atas blok silinder awalnya bilang 23 mm. Tapi, begitu
ditanya lagi berubah jadi 24 mm. Mana yang benar nih?
Untuk seher menggunakan oversize 50. Diameternya jadi 58,5 mm, kini
volume silinder jadi 134,31 cc. Dibulatkan jadi 135 cc. Pas banget
dengan regulasi yang enggak boleh lebih dari 135 cc.
Meski sudah menggunakan seher oversize 50 dipastikan rasio kompresi akan turun. Karena lubang buang dikikis ke atas. Untuk itu, kepala silinder harus dipapas agar ruang bakar jadi kecil. Mekanik yang beken disapa Ukri ini ruang bakar jadi 14,5 cc. Tapi, begitu dihitung, rasio kompresi hanya tinggal 5,3 : 1. Kecil banget ya?
Untuk lubang isap dipapas 2 mm ke arah atas kemudian dihaluskan. Buat masuknya gas bakar, diatur oleh lidah reed valve atau harmonika kepunyaan Ninja 150R. “Agar buka-tutupnya rapi dan enggak ada bocor,” katanya.
Gas bakar hasil olahan kaburator standar ukuran 26 yang direamer jadi 30. Pasokan gas bakar di rpm bawah-menengah diatur pilot-jet 35 dan atas pakai main-jet 240.
Untuk ruang bakar, sudut squish dibuat 15 derajat. “Lebar squish sendiri dibikin 10 mm,” jelas mekanik dari Jl. Kampung Jelupang Utama, Kel. Kejaren, Tangerang Selatan.
Untuk rasio, RX-King dari tim Ardian 99 ini, masih menggunakan standar. “Untuk menghadapi trek yang cenderung menurun seperti di trek Sunburst CBD, faktor yang paling utama adalah komponen penyalur tenaga yang dihasilkan oleh engine seperti gir. Bila gir kurang tepat, motor enggak bisa laju secara maksimal,” papar Ukri.
Agar motor bisa melaju mulus di trek 201 meter, Ukri aplikasi gir belakang 32 mata dan 14 mata di depan. “Jumlah mata rantai pakai yang 104 mata dengan ukuran 415, itu paling cocok ketika menghadapi sirkuit yang cenderung menurun,” tambahnya.
DATA MODIFIKASI
Ban depan: HUT 60/90-17
Ban belakang: FDR Drag 60/90-17
Rumah kopling: TZM
Kampas kopling: Yamaha L2J
Swing arm: Super Track
Koil: Yamaha YZ 125
Meski sudah menggunakan seher oversize 50 dipastikan rasio kompresi akan turun. Karena lubang buang dikikis ke atas. Untuk itu, kepala silinder harus dipapas agar ruang bakar jadi kecil. Mekanik yang beken disapa Ukri ini ruang bakar jadi 14,5 cc. Tapi, begitu dihitung, rasio kompresi hanya tinggal 5,3 : 1. Kecil banget ya?
Untuk lubang isap dipapas 2 mm ke arah atas kemudian dihaluskan. Buat masuknya gas bakar, diatur oleh lidah reed valve atau harmonika kepunyaan Ninja 150R. “Agar buka-tutupnya rapi dan enggak ada bocor,” katanya.
Gas bakar hasil olahan kaburator standar ukuran 26 yang direamer jadi 30. Pasokan gas bakar di rpm bawah-menengah diatur pilot-jet 35 dan atas pakai main-jet 240.
Untuk ruang bakar, sudut squish dibuat 15 derajat. “Lebar squish sendiri dibikin 10 mm,” jelas mekanik dari Jl. Kampung Jelupang Utama, Kel. Kejaren, Tangerang Selatan.
Untuk rasio, RX-King dari tim Ardian 99 ini, masih menggunakan standar. “Untuk menghadapi trek yang cenderung menurun seperti di trek Sunburst CBD, faktor yang paling utama adalah komponen penyalur tenaga yang dihasilkan oleh engine seperti gir. Bila gir kurang tepat, motor enggak bisa laju secara maksimal,” papar Ukri.
Agar motor bisa melaju mulus di trek 201 meter, Ukri aplikasi gir belakang 32 mata dan 14 mata di depan. “Jumlah mata rantai pakai yang 104 mata dengan ukuran 415, itu paling cocok ketika menghadapi sirkuit yang cenderung menurun,” tambahnya.
DATA MODIFIKASI
Ban depan: HUT 60/90-17
Ban belakang: FDR Drag 60/90-17
Rumah kopling: TZM
Kampas kopling: Yamaha L2J
Swing arm: Super Track
Koil: Yamaha YZ 125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar